Bintuni (KADATE) – Saat ini pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari 2 tahun, dampaknya membawa krisis yang berkepanjangan bagi semua sektor kehidupan baik di Indonesia maupun dunia, termasuk di Teluk Bintuni, Papua Barat sendiri. Tantangan untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) juga semakin berat.
Data dari Kemnaker RI (2020) menyatakan bahwa penduduk Indonesia yang mengalami kehilangan pekerjaan sebesar 3,5 juta jiwa. Bertambahnya tekanan ekonomi berdampak kepada kehilangan mata pencaharian bagi perempuan, penyandang disabilitas, pemuda dan para pekerja informal lainnya.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia, mulai dari pusat, provinsi
dan kabupaten/kota untuk memberikan stimulus ekonomi belum efektif
untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama bagi perempuan
dan kelompok rentan.
Sehingga dibutuhkan aksi nyata untuk mendorong penguatan kelompok rentan
tersebut secara langsung, untuk memecahkan masalah yang selama ini
terjadi yaitu ketidaksetaraan dan diskriminasi dalam pasar kerja dan
kehidupan sosial secara umum.
Melalui inisiatif lembaga PBB di Indonesia yaitu UNDP, ILO, UNAIDS dan
UNHCR menjalankan program bersama dalam kerangka United Nations Covid-19
Response and Recovery – Multi Partner Trust Fund (MPTF Covid-19) yang
bertujuan untuk memastikan kelompok rentan tidak tertinggal dalam
pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 ini dan sesuai dengan
prinsip Sustainable Development Goals, ‘no one will be left behind’.
Dalam pengembangannya UNDP bekerjasama dengan mitra konsorsium yaitu lembaga pengembangan dan swadaya masyarakat Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) dan social enterprises PT Inklusif Kreatif Indonesia (INCREASE) untuk melaksanakan kegiatan: 1) Pelatihan Dasar Kewirausahaan; 2) Pendampingan dalam Pengembangan Bisnis yang dilaksanakan di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Kegiatan ini dilakukan secara hybrid yaitu online dan offline langsung dilapangan. Pelaksanaan pelatihan dasar kewirausahaan (Training of Enterpreneurship) secara offline di Papua adalah Teluk Bintuni bekerjasama dengan perusahaan social enterprise lokal dari Teluk Bintuni yaitu PT Papua Consult SIK.
Kegiatan pelatihan dasar kewirausahaan dilaksanakan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 24-26 Maret 2022 berlokasi di Ruang Workshop Papua Consult SIK, Ruko Panjang Bintuni.
Selain pelatihan, peserta yang berjumlah 25 orang ini yang mayoritas adalah perempuan, pemuda dan masyarakat asli (indigenous people) di Teluk Bintuni juga akan mendapatkan pendampingan usaha baik itu yang akan memulai usaha (start) maupun yang akan mengembangkan usahanya (improve).
Materi pelatihan Dasar Kewirausahaan yang diajarkan oleh konsultan dari Papua Consult SIK yaitu Vilistea Wariori ini antara lain pengetahuan tentang: Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial Pengantar Kewirausahaan seperti Pola Pikir dan Karakter Pengusaha Analisa Peluang Usaha, Memahami Pasar Pemasaran Digital, Rencana Keuangan Usaha Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Legalitas Rencana Keberlanjutan Usaha.
Selain materi diatas, peserta juga diberikan akses untuk belajar secara mandiri melalui platform e-learning RuangInklusif.Id yang bisa dilakukan setiap saat, kapanpun dan dimana pun untuk belajar mengenai kewirausahaan.
Diharapkan peserta pelatihan memiliki daya saing untuk menjadi pengusaha yang tangguh sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan serta memberikan dampak positif bagi ekonomi serta lingkungannya. Bangkit bersama, berdaya bersama. People, planet, prosperity. [*/Azrul]